Miss Universe 2001 (di Indonesia)Denise Quinnones, Miss Universe 2001, berkunjung ke Indonesia. Gadis cantik asal Puerto Rico ini tampil semakin cantik dengan berdandan natural didominasi warna coklat. Dalam kunjungannya ke Indonesia, Juni 2001, ia didampingi Puteri Indonesia, Angelina Sondakh.
Di Surabaya, Denise mengunjungi tempat-tempat eksklusif yang menjual barang-barang mahal. “Tidak ada yang aneh,” tulis harian Kompas 28/06/02. “Itu memang kenyataan yang ada saat ini.
Saat keindahan seperti Denise menjadi lambang dari keindahan dan kenyamanan yang harus dibeli dengan uang yang banyak. Jargon kemanusiaan terpaksa harus mundur beberapa langkah di belakang kepentingan ekonomi yang berada di balik keindahan Denise.”
Denise pun tampaknya tidak keberatan. Saat ditanya, mengapa ia di Surabaya hanya mendatangi tempat-tempat eksklusif yang terasa sangat jauh dengan misi kemanusiaan Miss Universe. "They give me this opportunity, and I apreciate it," katanya. Sementara, sang Puteri Indonesia menjawab, "Kan kemarin kami sudah mengunjungi tempat-tempat penderita narkoba," kata Angelina.
Tidak ada yang aneh, memang. Dalam dunia yang mengagungkan kapital, pemilik modal yang ingin beriklan, seakan sah menggunakan cara apa pun, juga dengan memanfaatkan Miss Universe. Denise pun menyatakan tidak keberatan. "It's ok," jawabnya ketika ditanya apakah ia tidak keberatan digunakan sebagai alat promosi.
Sementara di Medan, Sabtu 13/06/02, Ratu Sejagat ini dilarang difoto bila sedang minum atau sedang makan. Kenapa? "Because it's not a pretty picture," ujar Linda Herold, manajer perjalanan Miss Universe Organization. Tampaknya industri kecantikan, yang menjadi sponsornya dating ke sini, sedang bermain. Ia menentukan dan mengkondisikan seperti apa dan bagaimanakah cantik itu. Bahkan, warna apa yang indah dan tidak kuno untuk setiap tahunnya di jagad ini konon hanya ditentukan oleh puluhan orang penentu trend mode.
Di Medan, Denise, selain didampingi Angelina Patricia Sondakh, juga diapit Puteri Sumut Marhamah Adnan. Lalu karena Denise adalah ratu sejagad, maka "ia pasti lebih hebat dari Puteri Indonesia, Angelina Sondakh, atau juga lebih hebat daripada Puteri Sumut, Marhamah Adnan." Kenyataannya, Denise memang "dianggap" lebih hebat dari kedua ratu lokal itu walau ketiganya sama sekali belum pernah diadu. Souvenir apa pun, dari siapa pun, terhadap ketiganya selalu berbeda kualitas. Bagi Denise, tentu yang terbaik.
Denise mengenakan kacamata hitam, kemeja dan celana panjang warna coklat keemasan, sementara kaos dalam berwarna biru telor itik. Ia tampil percaya diri. Sepatu hak tinggi yang dipakainya membuatnya, yang sudah terlalu tinggi untuk ukuran orang Indonesia, menjadi semakin tinggi saja. Warna sepatunya kuning tua keemasan, padu dengan warna pakaiannya.
Rambutnya ditarik lurus ke belakang, dengan satu ikatan di belakang. Sederhana, itulah kesan yang muncul. Jauh dari bayangan tentang dandanan ratu kecantikan yang gemerlapan, seperti dalam foto yang diedarkan panitia. Mahkotanya pun tak pernah dikenakannya. Hanya tas rajut kecil dijinjing di tangan kirinya, membuatnya kelihatan lebih feminin.
Sekalipun selalu berusaha tampak natural, dengan dandanannya yang sederhana, tetap saja terlihat bahwa Denise mengatur segalanya. Langkah kaki maupun gerak tubuhnya selalu terkontrol. Saat duduk, kaki kanan disilangkannya di atas kaki kiri. Sementara kedua tangan yang dirapatkan diletakannya di pangkuan. Begitupun saat pose berdiri, selalu kaki kanan maju sedikit menyilang ke kiri. Sementara mulutnya selalu menebarkan senyum.
Ia selalu tetap "bersiaga" kalau tahu ada kamera sedang mengarah kepadanya. Di saat-saat hening tidak ada suara kamera, pandangannya menyapu ke sekeliling mencari kalau-kalau masih ada fotografer yang membidik. Kalau masih ada, ia menebar senyum ke kamera itu. Kalau sudah tidak ada, baru ia santai kembali.
Sekali-sekali diusapnya ujung hidungnya yang kecil dan mancung atau pipinya yang tidak kotor. Semua dilakukan dengan pelan dan terkontrol. Sepanjang perjalanan kunjungan di Medan, tidak banyak kata diucapkannya. Paling komentar pendek, seperti "It's beautiful" saat melihat kerajinan tangan di Kantor Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) di Jalan Iskandar Muda.
Sumber : www.tokohindonesia.com












Tidak ada komentar:
Posting Komentar